Profil Pondok Pesantren Al-Fatah

Sejarah Singkat Pondok Pesantren Al-Fatah

Pondok Pesantren Al-Fatah didirikan oleh KH. Aceng Royani pada tanggal 26 Januari 1960 M. bertepatan dengan 27 Rajab 1379 H. di Desa Gununghalu Kecamatan Gununghalu Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat, Indonesia.

KH. Aceng Royani adalah salah satu putra Mama KH. Muhammad Nawawi yang merupakan salah satu putra dari Pembawa Agama Islam Pertama di Wilayah Gununghalu dan sekitarnya, yakni: Alha.  

KH. Aceng Royani lahir di Gununghalu-Bandung pada tanggal 18 Pebruari 1927 dan wafat pada tanggal 29 Juni 2011 M (27 Rajab 1432 H.) bertepatan dengan tanggal/hari besar islam, yakni: Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW.

KH. Aceng Royani diabadikan namanya oleh masyarakat menjadi nama jalan, yakni Jalan KH. Aceng Royani, berdasarkan Keputusan Bupati Bandung Barat No. 188.45/Kep.-Bag Tapem/2018 di Jalan Bunijaya-Cilangari (Kabupaten Bandung Barat). 
Penamaan jalan tersebut merujuk pada tokoh-tokoh nasional maupun daerah yang ditetapkan dalam Keputusan Bupati Bandung Barat dan Peraturan Bupati Bandung Barat yang sebelumnya telah dibentuk tim teknis guna mengkaji pemberian nama jalan tersebut.

Jalan tersebut merupakan jalur jalan provinsi yang menghubungkan 3 (tiga) kabupaten, yakni: Kabupaten Cianjur (Sukanagara), Kabupaten Bandung Barat (Gununghalu) dan Kabupaten Bandung (Ciwideuy), yang sekarang sedang dibangun Terminal Gununghalu untuk menunjang trayek jalan yang menghubungkan 3 (tiga) kabupaten tersebut.

Adapun Putra/Putri K.H. Aceng Royani, antara lain:
1. K.H. Cecep Burhanuddin
2. Euis Nurhayati
3. K.H. A. Saeful Muhtaz S.Ag
4. Hj. Enung Nafisah
5. Tatang Ali Imran
6. Enok Jubaedah
7. A. Ramdhan Mubarak S.Pd.I
8. Imas Fatimah S.Pd.I

Pada awalnya, Pondok Pesantren Al-Fatah hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama islam dengan mempelajari dan mendalami secara khusus Kitab Kuning/Kitab Turots. Kitab Kuning merupakan kitab keislaman berbahasa Arab yang menjadi rujukan tradisi keilmuan Islam di pesantren.
Seiring dengan perkembangan zaman dan untuk mengimbangi perkembangan zaman yang semakin maju dan kompleks, maka upaya mendidik dan mencerdaskan umat tidak cukup hanya mengandalkan pendidikan keagamaan semata. Selain menguasai ilmu agama Islam, generasi muslim juga perlu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi modern terkini yang akan menjadi wasilah dalam mencapai kemaslahatan hidup di dunia dan akhirat. Dengan demikian, mendirikan lembaga pendidikan formal adalah salah satu solusinya. Oleh karena itu, Pondok Pesantren Al-Fatah hingga saat ini membuka/menyelenggarakan lembaga pendidikan formal (sekolah/madrasah) dengan tetap mempertahankan ciri khas Pondok Pesantren sebagai lembaga tafaqquh fiddin dan tetap mempertahankan pembelajaran Kitab Kuning/Kitab Turots sebagai rujukan dasar untuk segala keilmuan agama islam. Pesantren merupakan Lembaga Pendidikan Islam Tertua di Indonesia. Diakui ataupun tidak, pesantren telah mendokumentasikan berbagai peristiwa penting dalam sejarah bangsa Indonesia sejak zaman penjajahan, zaman kemerdekaan sampai zaman modern seperti sekarang ini. Sebagai bentuk pengakuan dan penghargaa pemerintah terhadap Pesantren, kini Pesantren telah menjadi bagian dalam Sistem Pendidikan Nasional dan ditetapkannya tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional dan disahkannya Undang-Undang Pesantren tahun 2019 oleh Presiden Republik Indonesia.

PROSPEK

Secara geografis, Kampus/Komplek Pondok Pesantren Al-Fatah di sebelah selatan terdapat areal persawahan yang cukup luas.

Selain itu, Pondok Pesantren Al-Fatah juga didukung dengan SDM lulusan Pondok Pesantren, baik Pesantren Salafiyah/Klasik Maupun Pesantren Modern/Khalafiyah, juga lulusan Perguruan Tinggi, baik Perguruan Tinggi Agama Islam maupun Perguruan Tinggi Umum. Oleh karena itu, dalam jangka panjang Pondok Pesantren Al-Fatah memungkinkan untuk diperluas dan dikembangkan.


Kampus/Komplek Pondok Pesantren Al-Fatah juga dilintasi Jalan Propinsi yang menghubungkan 2 (dua) kabupaten, yakni: Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung (Gununghalu - Ciwidey).


ARAH PENGEMBANGAN

Perubahan lingkungan yang serba cepat dewasa ini sebagai dampak globalisasi dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), harus diakui telah memberikan kemudahan terhadap berbagai aktifitas dan kebutuhan hidup manusia.

Di sisi lain, memunculkan kehawatiran terhadap perkembangan perilaku khususnya para pelajar dan generasi muda kita, dengan tumbuhnya budaya kehidupan baru (khususnya budaya barat) yang cenderung menjauh dari nilai-nilai spiritualitas akan mengakibatkan dampak yang negatif seperti dekadensi moral dan rendahnya nilai-nilai ketaqwaan terhadap Allah SWT.

Oleh karena itu, kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) harus diimbangi pula dengan Pemahaman Agama yang cukup baik, sebagai dasar Iman dan Takwa (IMTAK); sebagai Pondasi dan Penyeimbang agar terjadi keseimbangan antara IPTEK dan IMTAK. Agar kemajuan IPTEK ini tidak kebablasan, merusak dan menghancurkan tapi justru bermanfaat dan maslahat untuk kemajuan bangsa, negara dan agama. Maslahat dan manfaat untuk umat. Maslahat dan manfaat dunia dan akhirat.

Memperhatikan hal tersebut di atas, maka dalam jangka panjang ke depan, Pondok Pesantren Al-Fatah akan dikembangkan dengan memadukan Sistem Pendidikan Modern dengan tetap mempertahankan ciri khas Pondok Pesantren dan tetap mempertahankan pembelajaran Kitab Kuning/Kitab Turots sebagai rujukan dasar untuk segala keilmuan agama islam. Hal ini tak lepas dari kultur pesantren yang terkenal dengan prinsip المحافظة علَى القديم الصالح والأخد بِاالجديد الأصلح (mempertahankan nilai-nilai/tradisi lama yang baik dan menerima nilai-nilai/tradisi baru yang lebih baik).

AKSES TERHADAP LINGKUNGAN SEKITAR

Hubungan pesantren dengan masyarakat disekitarnya cukup baik. Pihak pesantren meyelenggarakan Majelis Ta’lim yang diikuti oleh warga sekitar bahkan diikuti oleh warga selain warga sekitar. Selain itu, diadakan pula pengajian khusus para Kyai/Ustadz setiap hari Ahad.

PROGRAM/JENJANG PENDIDIKAN

Hingga saat ini, Yayasan Pondok Pesantren Al-Fatah Menaungi/Mengkoordinasi Lembaga Pendidikan Formal maupun Non-Formal, antara lain:

1. Pondok Pesantren Al-Fatah   
2. SMA-IT (SMA Islam Terpadu) Al-Fatah
3. SMP-IT (SMP Islam Terpadu) Al-Fatah
7. Majelis Ta'lim.  


Santri/Siswa di Pondok Pesantren Al-Fatah terdiri dari:

a. Santri/Siswa yang Mondok (Berasrama). Putra/Putri

b. Santri/Siswa yang Tidak Mondok (Tidak Berasrama). Putra/Putri

Mereka berasal dari daerah sekitar dan berbagai daerah di Indonesia bahkan pernah ada yang dari luar negeri (Malaysia).

Hingga saat ini, Pondok Pesantren Al-Fatah belum bisa mewajibkan seluruh santri/siswa  untuk berasrama/mondok karena keterbatasan daya tampung asrama. Namun hal tersebut sudah menjadi program jangka panjang ke depan.

TENAGA PENDIDIK/PENGAJAR

Tenaga Pendidik/Pengajar adalah Para Sarjana Pendidikan Lulusan Perguruan Tinggi baik Perguruan Tinggi Agama Islam maupun Perguruan Tinggi Umum, termasuk Sarjana Pendidikan yg memiliki latar belakang Pendidikan Pesantren, baik Pesantren Salafiyah (Klasik) maupun Pesantren Khalafiyah (Modern).

KURIKULUM

Sebagai lembaga pendidikan formal berbasis pesantren, maka kurikulum yang digunakan adalah perpaduan antara Kurikulum Nasional (Kemdikbud/Kemenag) dan Kurikulum Pesantren, atau dengan kata lain Kurikulum Nasional dengan tetap memperhatikan Kearifan Lokal dan mempertahankan ciri khas Pesantren sebagai bentuk peran aktif dalam proses penyelenggaraan Pendidikan Nasional yang bertujuan mencerdaskan Generasi Bangsa serta ikut mewujudkan cita kualitas insani anak bangsa yang Beriman, Berilmu dan Bertaqwa.

EKSTRAKURIKULER

Bagi siswa/santri, menekuni kegiatan Ekstrakurikuler (Eskul) selain pendidikan formal di kelas merupakan hal yang penting. Kegiatan ini dapat membantu siswa/santri untuk mengembangkan potensi dirinya sebagai program penunjang di luar jadwal pelajaran.

Program ini bertujuan untuk menggali, membina dan mengembangkan minat dan bakat siswa/santri untuk mendapatkan tambahan pengetahuan, keterampilan dan wawasan serta membantu membentuk karakter peserta didik sesuai dengan minat dan bakat masing-masing.